Sunday, May 16, 2010

Bisnis Avail : Sri Hartini

Be Smart Moms with Avail. Layaknya perempuan muslimah lainnya, ibu dua anak dengan nama lengkap Sri Hartini teriihat anggun dalam balutan busana gamis saat TBM bertemu dengannya, yang pada tahun lalu menyandang gelar hajah. Jika dilihat dari cara berkomunikasinya yang santai namun terarah, menggambarkan bahwa "Kartini" yang satu ini adalah sosok yang tetiti dan berhatihati dalam mengambil keputusan.

Hal ini ia buktikan ketika memuluskan suatu perkara antara menjalankan bisnis atau bekerja di kantoran. Selepas kuliah, perempuan kelahiran Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah ini ternyata lebih memilih berbisnis daripada bekerja di kantor. Baginya bekerja sebagai karyawan tidak memberikan kebebasan penghasilan dan sclalu terkungkung oleh waktu. Dari pengalaman inilah, akhimya membuka cerita baru perkenalannya dengan bisnis baru, yaitu direct selling yang mengadopsi sistem jaringan.

Diakui Sri, sebelum mengenal bisnis MLM, ia telah menjalin kerjasama bisnis dengan salah satu perusahaan kosmetik selama 12 tahun. Prestasinya saat itu cukup membanggakan. Namanya selalu masuk dalam jajaran tiga besar sebagai partner bisnis yang paling berprestasi di perusahaan itu.

Sri Hartini sebenarya pernah mengecap bekerja di kantor, namun hanya berjalan satu tahun saja. Kedua profesi yang dijalaninya tersebut, ternyata tidak membawanya pada suatu prinsip hidup dalam hal kebebasan finansial dan kebebasan waktu. Padahal saat itu ia memiliki pola pikir bisnis yang visioner, yaitu mendapatkan passive income, sehingga bisa diandalkan ketika pensiun dari dunia bisnis. Sosok yang santun ini pun akhimya memutuskan mencari celah bisnis lain yang sesuai dengan harapannya.

Tahun 2005 Sri memutuskan untuk bergabung di MLM dan tahun tersebut menjadi awal pengalamannya menjalankan bisnis jaringan. Sejak saat itu Sri mendapatkan berbagai pengalaman dan pelajaran yang membawanya pada suatu titik temu, bahwa jika ingin sukses berbisnis di jalur networking harus mengetahui kekuatan produk dan marketing plannya. Selama rentang waktu tersebut, Sri Hartini mengaku beberapa kali keluar masuk perusahaan MLM untuk menemukan format perusahaan yang dapat memberikan passive income sesuai dengan yang diinginkannya.

PELABUHAN TERAKHIR

Meski diakuinya selama menjalani bisnis MLM sejak tahun 2005 telah membuahkan hasil 4 unit mobil, namun hasrat hatinya terus bergolak. Suatu waktu, ia bertemu dengan Suharno yang mengajaknya untuk turut bergabung dengan sebuah perusahaan MLM, Avail Elok Indonesia. MLM ini, kata Suharno saat itu memasarkan produk pembalut wanita. Namun ajakan Suharno untuk ber bisnis pembalut wanita avail pada tahun 2007 itu ditampiknya dengan halus. Penolakan tersebut dikarenakan niatan hatinya yang ingin berkonsentrasi mempersiapkan segala sesuatunya sebelum menunaikan ibadah haji. Menjelang akan menunaikan ibadah haji, Suharno kembali menghubunginya untuk ikut bergabung. Namun tawaran Surahno kembali ditampiknya.

Setelah pulang menunaikan ibadah rukun islam yang kelima, Sri Hartini mulai berfikir untuk menerima tawaran dari sponsornya untuk menjalankan bisnis avail. Saat diajak ikut presentasi, awalnya ia merasa kaget sekaligus takjub. Rasa kaget datang, ketika seorang pria mendemonstrasikan produk pembalut perempuan. Sebagai seorang perempuan, saat itu ia merasa "sakit hati" dan menganggap up line itu tidak memiliki etika, menerangkan produk yang sensitif bagi wanita di muka umum. Tetapi dalam presentasi itu Sri Hartini dibuat takjub dengan kualitas produk dan kemampuannya melakukan penetrasi pasar.

Beberapa bulan menjelang penghujung akhir tahun 2007, akhirnya Sri Hartini mendaftar sebagai member di Avail. Meski telah terdaftar sebagai member baru. namun ia belum men j a Ian kannya dengan serius. Pada bulan Maret 2008, ia mencoba mengenalkan produk Avail ke orangorang terdekat dan lingkungan sekitarnya. Setelah melihat respon produk Avail yang positif, di bulan April 2008, Sri Hartini memutuskan untuk fokus menggarap dan mengembangkan pasarnya. Terus terang sebelum kenal produknya, saya turut bergabung di Avail bermula dari rasa sakit hati saya, produk sensitif perempuan kok yang jual bapakbapak. Saya pun merasa tertantang. Dia saja bisa, kenapa saya sebagai perempuan tidak bisa", pikiran Sri Hartini saat itu.

Setelah beberapa bulan melakukan presentasi dengan giat, kini minat para peserta untuk membeli begitu tinggi. Menurut Sri, produk pembalut yang satu ini, memiliki berbagai macam kelebihan, sehingga ia menyebut pembalut ini sebagai pembalut "yang senonoh". Pembalut ini memiliki kandungan 17 jenis herbal dan diproduksi menggunakan teknologi Bio Energy yang bisa difungsikan sebagai alat kesehatan.

Kekuatan produk, marketing plan dan repeat order yang tinggi menjadi alasan utama Sri Hartini optimis menekuni bisnis di Avail. Dari sisi marketing plan, Avail menerapkan sistem marketing plan mumi. Dengan marketing plan ini, memungkinkan setiap member memperoleh penghasilan secara terus menerus, dalam satu kali kerja. Logika bisnis yang paling mudah diterima akal sehat, produk ini selalu dibutuhkan oleh setiap perempuan, tanpa memandang krisis atau tidak. Jika produk tersebut dapat digunakan menjadi media penyembuhan, itu merupakan nilai plus sekaligus diferensiasi produk ini dengan yang lainnya.

Dikutip dari Tabloid Mandiri edisno No. 13 tahun ke II/Edisi Mei 2009

0 comments:

Post a Comment